Kenali Hati, Tingkatkan Diri
Dunia ini tidak seluas samudra, tidak seterang rembulan, tidak segamblang yang kita pikirkan…. Karena selain kehidupan dunia yang tampak di sekitar kita, ternyata terdapat ‘dunia lain yang tak kalah luasnya. Dunia ini penuh dengan pernak-pernik masalah, tersembunyi dari pandangan mata, sukar untuk diungkap dan ditebak. Kerahasiaannya membuat banyak manusia enggan dan berpaling darinya. Cuek dan membiarkannya berjalan apa adanya sesuai dengan kemauan dunia itu sendiri.
Namun ternyata, dunia ini sangat menentukan kehidupan kita. Hitam putihnya dunia…kebahagian atau kesengsaraan kehidupan kita…sangat dipengaruhi kebijakan dari dunia ini. Jadi gak ada pilihan lain untuk kita kecuali kita harus peduli dengan wujud dari kehidupan lain itu.
Yap…kehidupan yang lain itu adalah dunianya hati or jiwa. Hati inilah yang paling berperan membawa manusia kepada kebahagiaan. Ia juga yang dapat membawa manusia kepada kesengsaraan hidup. Menentukan pemiliknya berbuat kebaikanb or kerusakan di muka bumi ini. Hati yang baik akan membuat pelakunya berbuat kebaikan dan juga sebaliknya sebaliknya.
Baik buruknya hati seseorang sagatlah terkait dengan hidup atau tidaknya hati tersebut. Berkaitan dengan hal itu, para ilmuwan Islam mengklasifikasikan hati sesuai dengan kehidupannya menjadi tiga kriteria, yaitu:
1. Hati Yang Sehat
Hati yang sehat adalah hati yang memiliki kehidupan sempurna. Hidup dengan cinta yang benar kepada Allah, taat dengan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Takut kepada murka Allah dan azab Allah yang dijanjikan kepada pendurhaka. Berharap pula dengan ridho Allah. Kita akan mendapatkan orang yang memiliki hati yang sehat ini dengan ciri dan karakter sebagai berikut:
a. Senantiasa bersemangat dalam menjalankan ketaatan pada Allah semata, dan manjauhi kemaksiatan kepada Allah, sehingga setiap nafas dan aktivitasnya adalah untuk menggapai ridho Allah.
b. Menjaga akhlak pergaulan.
c. Menjaga mata, telinga, tangan dan seluruh anggota tubuhnya untuk tidak melakukan hal-hal yang terlarang akan tetapi digunakan untuk melakukan kebaikan.
Harapannya pun tinggi yaitu ridha dan surga Allah. Itulah hati yang hidup dengan sempurna, yang mengantarkan pemiliknya kepada kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat. Yang memberikan manfaat bagi pemiliknya pada hari yang sangat berat yaitu akhirat. Inilah hati yang kita harapkan bersemayam di dalam diri kita, bukan jenis hati yang lain…
”Pada hari dimana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (sehat).” (QS. Asy-Syu’ara:88-89).
2. Hati Yang Mati
Kebalikan dari hati yang pertama, hati jenis ini tiada tanda kehidupan sama sekali. Isinya hanyalah kegersangan dan ketandusan semata. Sesuai dengan namanya, maka kandungan dalam hati ini adalah kematian. Hati yang mati tiada sama sekali kenal dengan pencipta-Nya, apalagi mengingat atau mengagungkan-Nya. Muatan hati ini adalah kekotoran dan kebusukan sebagaiman sebuah tubuh yang telah dicabut ruhnya. Bau busuknya pun menyebar kemana-mana menyakiti orang-orang yang menciumnya. Maka kita akan dapatkan pemilik hati yang mati ini tidaklah berbuat sesuatu kecuali karena komando hawa nafsunya. Syaitan akan menjadi kawan karibnya yang mendampingi dan menemani kemana pun sang pemiliknya pergi. Hingga akhirnya syetan pun akan mengajaknya untuk terjun kapada kesengsaraan hakiki yaitu neraka. Inilah hati milik orang-orang kafir dan munafikin…naudzubillah min dzalik.
3. Hati Yang Sakit
Hati yang sakit mengumpulkan ciri kehidupan dan kematian sekaligus. Sebenarnya ia masih hidup namun kehidupannya tidak sempurna karena adanya penyakit yang menganggu kesehatannya. Hati yang sakit ini di satu sisi masih ada rasa cinta kepada Allah, mengagungkan dan taat kepada-Nya. Namun di sisi lain, ketaatan itu digerogoti oleh penyakit yang berupa perasaan cinta dunia, perbuatan maksiat, rasa tamak, sombong, iri, dengki, de el el. Apa yang menyebabkan hati ini sakit??? Tidal lain adalah kemaksiatan dan dosa. Sebuah dosa akan menyebabkan sebuah penyakit, dosa yang lain akan menyebabkan penyakit lagi. Demikian seterusnya, ketika seseorang menumpuk dosa dan kesalahan maka semakin bertumpuk penyakit dalam hatinya. Sebagaimana tubuh yang tertimpa penyakit berat dan tak tertangani, maka tubuh akan semakin lemah tak berdaya dan akan rentan terhadap panyakit lain. Hati manusia pun demikian, ketika hati sakit, maka penyakit-penyakit yang lain pun dengan leluasanya masuk dan menguasai hati. Inilah keadaan hati yang sakit, ia bisa bertambah parah hingga menjadi hati yang mati. Namun, hati ini pun bisa sehat kembali, tentu kalau diberikan terapinya. Terapi untuk penyakit hati ini tentu berbeda antara orang satu dengan orang lainnya, tergantung jenis penyakit yang diderita. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui jenis penyakit yang ada dalam diri??? Tentu yang pertama yang harus kita lakukan adalah mencoba merenung, mencari tahu ke dalam dasar hati kita, ada yang lain gak yaa… kalo gak bisa mendiagnosis juga, kita bisa konsultasi dengan dokter spesialis hati, yang tak lain adalah para ulama Islam yang buka praktek pada majlis-majlis ilmu. Namun yang terpenting dalam upaya penyembuhan hati adalah kemauan dari dalam diri individu masing-masing.
Itulah beberapa jenis hati manusia, kini tinggal kita lihat dari dalam diri kita, pada kelompok manakah hati kita??? Sudahkah tergolong hati yang sehat??? Jika belum, maka selagi nafas belum meninggalkan diri, kita harus mencoba memperbaiki hati untuk menjadi pribadi yang terbaik dan diridhoi Allah.
0 comments:
Post a Comment